
Massa akan merobohkan gerbang kantor bupati
Lumajang, Sergap – Unjuk rasa menolak penundaan pemilihan kepala desa (pilkades) di Kabupaten Lumajang, yang berlangsung Kamis (06/09/2012) berujung ricuh. Massa yang hendak menemui bupati tertahan di pintu gerbang. Massa marah dan merusak pintu kantor bupati. Dalam suasana kisruh itu, massa melempar batu ke arah petugas dan sebuah batu mengenai kepala Kapolres Lumajang, AKBP Susanto.
Kontan, menantu mantan Kapolri Jenderal (Pur) Bambang Hendarso Danuri itu, pingsan dan buru-buru diselamatkan anggotanya. Polisi yang melihat massa makin brutal, akhirnya menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Kapolres tampak dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Akibat tembakan gas air mata itu, ratusan orang yang berkerumun di luar pagar Kantor Bupati Lumajang langsung semburat dan kabur menyelamatkan diri. Meski begitu, massa tetap belum beranjak dari kawasan kantor bupati. Massa berkerumun membentuk sejumlah kelompok kecil.
Aksi massa yang mendesak bupati untuk mencabut surat penundaan Pilkades di Lumajang, sempat merobohkan papan baliho yang terbuat dari besi di atas papan kantor bupati. Massa yang hendak merangsek ke depan kantor bupati berbarengan merubuhkan baliho besi itu.
Aksi demo ratusan orang bakal calon kades itu terkordinir dalam wadah Asosiasi Kepala Desa (AKD). Mereka mendesak bupati mencabut surat penundaan jadwal Pilkades. Pasalnya, saat ini terdapat 136 desa yang masuk dalam jadwal Pilkades.
Wakil Ketua AKD, Junaidi Rais, menegaskan, jika jadwal Pilkades ditudan dengan dalih berbarengan dengan Pemilihan Bupati Lumajang, maka sama saja dengan membungkam demokrasi. “Bupati ini aneh. Masak pesta demokrasi kok ditunda,” tandasnya.
Sementara itu, Kabag Operasional Polres Lumajang, Kompol Enu Sasmonang, menjelaskan, pengamanan aksi demo menerjunkan sekitar 700 aparat gabungan yang terdiri dari anggota polisi, personel TNI dan Satpol PP. “Kami bertugas mengamankan kawasan alun-alun Lumajang yang berada di depan kantor bupati. Selama berjalannya demo, kawasan ini harus steril dari kendaraan warga umum,” jelasnya.
Akhirnya rencana penundaan 137 pilkades akhirnya batal dan tetap digelar akhir Desember 2012 secara serentak. Ratusan pengunjuk rasa dari

700 personil polisi, TNI dan Satpol PP kewalahan
berbagai desa di Lumajang ini tiba di kantor bupati sekitar pukul 10.00 WIB.Sebelum terjadi kericuhan, mereka sempat berorasi menolak kebijakan Bupati Syahrazad Masdar yang akan menunda pilkades secara serentak. Dalam aksinya,massa membawa puluhan spanduk berisikan cacian pada orang nomor satu di Lumajang.
Unjuk rasa akhirnya makin panas setelah perwakilan pengunjuk rasa gagal bertemu dengan Bupati Syahrazad Masdar. Aksi saling dorong antara pengunjuk rasa dengan aparat keamanan tak dapat dihindari. Ratusan pengunjuk rasa akhirnya berhasil menjebol pagar besi. Mereka berhamburan masuk ke kompleks kantor Pemkab Lumajang. Unjuk rasa makin tak terkendali.
Mulai ada yang melempar batu ke arah kantor bupati Lumajang. Akibatnya, sebagian kaca ruangan pecah terkena lemparan batu. Di sela-sela hujan batu itulah, Kapolres Lumajang AKBP Susanto yang berusaha menenangkan pengunjuk rasa terkena batu. Perwira menengah yang pernah menjadi Kapolres Sumenep ini akhirnya pingsan karena terkena lemparan batu pada kepala.
Aksi baru reda setelah Bupati Syahrazad Masdar membuka ruang dialog. Bunyamin, bakal calon kades dari Desa Supit Urang Kecamatan Pronojiwo, menyatakan bahwa bupati harus segera melakukan pemilihan kepala desa serentak. Sebab sudah banyak bakal calon kepala desa yang mengeluarkan dana jutaan rupiah.
Perwakilan dari Paguyuban Bakal Calon Kepala Desa akhirnya menggelar pertemuan secara tertutup dengan pejabat terkait di ruang rapat Sekdakab. Pilkades 137 desa di Lumajang disepakati akan dilaksanakan secara serentak pada akhir tahun 2012.
”Pilkades kami laksanakan dan diserahkan pada pemerintahan desa,” kata Bupati Syahrazad Masdar didampingi Wabup As’at Malik. Dia menambahkan, kebijakan itu dilakukan demi kepentingan masyarakat Lumajang. ”Anda tahu sendiri, massa menyampaikan demokrasi dengan anarkis,” ujarnya.
Kepala Bagian Humas Pemkab Lumajang, Edy Hozaini kepada wartawan mengatakan sangat menyayangkan tindakan massa yang merusak sejumlah aset negara di kantor Bupati Lumajang. ”Sebenarnya alasan penundaan pilkades tersebut untuk menjaga situasi di desa kondusif karena bersamaan dengan tahapan pilkada, namun massa tetap bersikeras untuk melaksanakan pilkades sesuai jadwal akhir tahun ini,”katanya.
Aksi Anarkis Diusut
Kepolisian Resor (Polres) Lumajang, Jawa Timur mengusut aksi demo para pendukung calon kepala desa yang berujung pengrusakan Kantor

Aksi saling dorong massa dan polisi
Bupati Lumajang, Kamis kemarin, 6 September 2012. Upaya pengusutan aksi anarkistis ini diawali dengan olah tempat kejadian perkara yang dilakukan pasca aksi unjuk rasa penolakan penundaan pemilihan kepala desa serentak itu.
“Masih dalam proses penyelidikan dan akan terus kami dalami,” kata Wakil Kepala Kepala Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Lumajang, Komisaris Polisi Gathut Irianto kepada wartawan di Markas Kepolisin Resor Lumajang, Jumat (07/09/2012)
Olah TKP, kata Gathut, telah dilakukan mulai Kamis kemarin dan terus didalami. Gathut mengatakan, hasil pengusutan ini akan disampaikan ke pimpinan. Ihwal dugaan ada skenario rusuh dalam aksi massa itu, Gathut belum berani untuk menyimpulkan. “Kerusuhan dan perusakan dalam aksi kemarin situasional. Kami tidak bisa menyimpulkan secara dini,” kata Gathut.
Informasi yang beredar, aksi demo yang menimbulkan perusakan Kantor Bupati itu, diambil gambarnya oleh personel kepolisian yang ditempatkan di Lantai III Kantor Bupati Lumajang. (tim)
Ihwal kondisi keamanan dan ketertiban di Kabupaten Lumajang pasca aksi rusuh demo kemarin, kata Gathut, masih dalam suasana yang kondusif. “Situasi keamanan dan ketertiban berangsur pulih,” katanya.
Pemantauan terhadap kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat pasca rusuh lebih ditekankan pada pengawasan menyeluruh. Hal ini karena massa yang melakukan demo berasal dari sejumlah desa di Kabupaten Lumajang. (tim)